Category Archives: Rangkaian Kreasi

Rangkaian RLC Seri

Rangkaian RLC seri adalah rangkaian resistor, induktor dan juga kapasitor yang disusun secara seri atau berderet. Sebelum menjelaskan mengenai rangkaian RLC seri ini, nama RLC sendiri disimbolkan sebagai aliran listrik untuk ketahanan, kapasitansi dan induktansi dari masing-masing rangkaian. Dan untuk rangkaian RLC seri sendiri bisa anda lihat pada skema gambar berikut ini.

Dalam skema gambar rangkaian tersebut, terdapat rangkaian RLC yang disusun seri dengan dihantarkan arus listrik AC atau searah.Dan arus AC tersebut akan mendapatkan hambatan pada komponen dengan simbol R, L dan juga C. Dalam hambatan tersebut akan dihasilkan Impedansi dengan simbol Z. Dan Impedansi atau Z tersebut merupakan proses penggabungan dari simbol R, L dan C.

Gambar Skema Rangkaian RLC Seri

Rangkaian RLC Seri

Pada rangkaian oscilator, rangkaian RLC ini sering digunakan dalam rangkaian tersebut. Dan biasanya digunakan pada penggunaan tuning radio dan juga televisi untuk mencari frekuensi dari gelombang radio. Skema rangkaian RLC seri ini juga sering disebut circuit conrolled. Dan rangkaian RLC seri bisa digunakan untuk band pass filter dan juga band stop filter. Dan filter dari RLC ini sering diartikan bahwa arus yang melewati rangkaian tersebut akan digambarkan dengan persamaan diferensial di dalam analisis dari rangkaian tersebut. Biasanya bass pass filter sering digunakan untuk tuning aplikasi.

Di dalam rangkaian RLC seri tersebut terdapat 3 buah elemen penting yang dapat dikombinasikan. Kombinasi antara 3 komponen yaitu resistor, induktor dan kapasitor ini bisa dirangkai secara seri, paralel atau bahkan keduanya. Dan rangkaian seri dan paralel menjadi rangkaian yang mudah untuk dianalisa. Terutama rangkaian seri. Untuk menganalisa rangkaian tersebut sangat mudah dan gampang. Namun tentu saja untuk pengaplikasiannya ke perangkat elektronika, disesuaikan dengan kebutuhan dari perangkat tersebut. Rangkaian RLC seri dan paralal memang rangkaian sederhana di dunia eletronika yang mudah untuk dianalisa dan dihitung. Semoga artikel mengenai rangkaian PLC seri ini bisa membantu anda untuk lebih mengerti mengenai rangkaian RLC seri tersebut.

Rangkaian Regulator

Rangkaian Regulator ini merupakan salah satu komponen penting di dalam alat elektronik. Rankaian regulator ini akan memberikan arus listrik atau tegangan dan menyebabkan aliran tersebut akan bebas dari hambatan hingga bisa memenuhi kebutuhan daya yang dibutuhkan oleh alat elektronik tersebut. Jika alat elektronik atau gadget tersebut bebas hambatan, tentu kinerjanya menjadi lebih baik. Setiap gadget dan alat elektronik tentunya membutuhkan tegangan berdasarkan besar tegangan masing-masing. Oleh sebab itu besaran tegangan di setiap regulator juga berbeda. Dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan serta kebutuhan dan fungsi dari regulator ini bisa bekerja secara maksimal.

Pada pasokan listrik analog, rangkaian tegangan seri 78xx sering digunakan. Pada rangkaian regulator tersebut, tidak diperlukan komponen tambahan apapun. Oleh sebab itu rangkaian ini sering digunakan tanpa bantuan apapun. Hanya dibutuhkan komponen kapasitor C2 yang memiliki nilai 220 nF yang akan mencegah osilasi. Namun tidak jarang kapasitor dengan nilai 100 nF atau C1 sering digunakan di rangkaian tersebut. Hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan. Pasalnya fungsi dari kapasitor tersebut memang untuk mengurangi riak dari tegangan yang diubah disana.

Gambar Rangkaian Regulator

Rangkaian Regulator

Anda bisa melihat skema rangkaian regulator diatas. Pada rangkaian tersebut jika tegangan dihasilkan dari sebuah adaptor, maka kapasitor elektrolit sudah disediakan langsung dari adaptor tersebut. Kapasitor C2 bisa saja dihilangkan dari rangkaian jika kapasitor C1 diletakkan di dekat 78xx dan tentu saja memiliki kualitas yang sangat baik dengan tingkat ESR yang sangat rendah. Namun disarankan tetap menggunakan kapasitor C2 untuk memberikan jaminan keamanan pada rangkaian tersebut. Biasanya kapasitor C1 yang memiliki besaran 100 nF ditempatkan di input regulator. Sementara di area output sendiri biasanya tidak ada kapasitor disana. Namun alangkah baiknya jika kapasitor C3 dengan nilai 100 nF diletakkan di sana untuk mempengaruhi arus beban pada rangkaian regulator tersebut. Dan rangkaian regulator ini bisa memberikan kebutuhan daya yang sama jika diletakkan tidak begitu jauh. Demikian sedikit pengetahuan mengenai rangkaian regulator yang bisa anda simak.

Rangkaian UPS

Rangkaian UPS tentunya sudah tidak asing bagi anda yang menekuni bidang elektronika. Sama halnya dengan anda yang berkecimpung di dunia komputer. UPS sendiri memiliki arti Untinteruptible Power Supply. Sementara untuk fungsinya sendir UPS sebagai alat penyimpan daya listrik sementara ketika terjadi kegagalan arus dari sumber daya listrik seperti PLN ke beberapa hardware. Dan UPS sendiri bisa menggunakan daya yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Untuk kategori rumah tangga, UPS tidak terlalu penting. Namun untuk kantor terutama yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, informasi dan internet, tentu saja UPS sangat dibutuhkan sekali. Dan anda pun sebenarnya bisa membuat sendiri rangkaian UPS sederhana di rumah.

UPS sendiri terdapat 2 jenis. Yang pertama adalah jenis stand by dan yang kedua adalah jenis online / line interactive. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa UPS bisa memberikan daya listrik sementara ketika sumber listrik utama (PLN) mengalami gangguan seperti mati listrik. Dengan menggunakan UPS, anda bisa berkesempatan untuk mematikan beberapa alat elektronik seperti contohnya komputer untuk menghindari hilangnya data. Namun lama waktu dari UPS Sendiri tergantung dari besaran baterai yang digunakan. Makin besar muatan atau nilai dari UPS tersebut, maka makin lama pula daya listrik sementara yang bisa dihasilkan.

Gambar Rangkaian UPS

Rangkaian UPS

Anda bisa membuat rangkaian UPS sendiri dengan mengikuti skema rangkaian tersebut. Pada rangakian tersebut, UPS bisa memberikan besaran 12 V inregulated dan juga 5 V regulated. Komponen transformator T1 akan bekerja dengan cara memundurkan tegangan sebesar 12 V AC yang kemudian akan diretifikasi oleh komponen B1. Dan dengan komponen C1, sinyal akan diperbaiki serta diperhalus kembali. Baterai akan otomatis mengisi ketika mendapat sambungan daya listrik. Dan komponen dioda D3 dan juga IC Regulator melalui dioda D5. Dan ketika aliran listrik terputus atau tidak ada, otomatis baterai akan mengalirkan listirk ke IC Regulator dan juga dioda D4 yang akan meneruskannya ke terminal 12 V DC. Sementara untuk melakukan pemblokiran arus balik ke baterai pada rangkaian UPS, dioda D3 menjadi komponen yang melakukan hal tersebut. Sedangkan C2 dan C3 berfungsi sebagai filter.

Rangkaian Arus Searah

Rangkaian Arus Searah atau biasa dikenal dengan arus DC (direct current) sebenarnya selalu mengisi hari-hari anda. Arus searah ini sudah menjadi salah satu arus yang menemani dan berada di sekeliling anda. Lalu apakah pengertian dari arus searah atau arus DC ini ? Rangkaian arus searah ini adalah aliran listrik atau elektron dari titik yang memiliki aliran berpotensi tinggi ke area yang memiliki titik yang memiliki aliran berpotensi rendah. Di dalam kawat penghantar, biasanya terdapat aliran elektron yang memiliki jumlah yang sangat besar. Dan aliran elektron inilah yang bisa menghasilkan arus listrik.

Untuk sumber daya tegangan atau listrik itu sendiri, DC atau rangkaian arus searah menggunakan sumber seperti baterai atau aki, panel surya yang saat ini sudah mulai di populerkan hingga beberapa sumber daya lain yang berfungsi mengalirkan arus searah. Biasanya pula arus listrik searah mengalir pada bahan-bahan konduktor. Namun tidak menutup kemungkinan pula jika arus listrik searah juga akan mengalir di bahan semi konduktor, isolator dan juga di area ruang hampa udara.

Gambar Skema Rangkaian Arus Searah

Rangkaian Arus Searah

Pada awalnya Rangkaian Arus Searah ini mengajarkan dan menampilkan bagaimana sistem kerja arus listrik searah ini yang menghubungkan antara ujung positif ke negatif. Dan sistem sederhananya adalah aliran listrik tersebut mengalir dari ujung atau sumbu positif sumber arus ke arah ujung atau sumbu negatif area tersebut. Namun pada akhirnya ditemukan sebuah pengamatan baru yang menyatakan kebalikannya. Arus searah tersebut mengalir dari ujung sumbu yang negatif ke arah ujung yang positif. Dan dalam proses aliran tersebut, terdapat beberapa area lubang yang membuat kesimpulan bahwa arus listrik tersebut mengalir dari positif ke negatif akibat hadirnya lubang energi di aliran arus searah ini. Untuk mendapatkan arus searah yang terus menerus, tentu aliran arus atau listrik positif yang berada di area berpotensi rendah harus dibawa ke area yang berpotensi tinggi untuk mewujudkan aliran arus searah berkesinambungan. Dan tentunya dibutuhkan beberapa komponen yang bisa menghasilkan gaya gerak listrik tersebut.

Rangkaian Lampu Emergency

Rangkaian Lampu Emergency atau lampu darurat sangat penting jika listrik dari PLN mati. Lampu darurat akan menyala otomatis jika sumber daya listrik dari PLN tersebut mati. Tentunya kehadiran lampu emergency ini bisa membantu anda sebagai alat penerangan di dalam gelap. Banyak macam bentuk rangkaian lampu emergency ini. Mulai dari menggunakan lampu neon sebagai penerangan hingga ke lampu LED. Perbedaannya adalah dari segi daya dan hemat. Lampu LED hanya membutuhkan daya lebih sedikit dibanding lampu neon. Hal lain adalah lampu LED jauh lebih hemat dibandingkan dengan lampu neon. Tentunya lama waktu hidup dari lampu LED akan jauh lebih lama dari lampu neon.

Gambar Skema Rangkaian Lampu Emergency

Rangkaian Lampu Emergency

Untuk membuat rangkaian lampu emergency sederhana ini, tidak memerlukan komponen-komponen yang cukup rumit. Anda bisa mendapatkannya di toko-toko elektronik di sekitar tempat tinggal anda. Yang cukup besar atau sedikit sulit adalah komponen trafo set up yang mampu membuat atau menghasilkan tegangan sebesar 350 V dengan input yang hanya sebesar 12 V DC. Dan untuk membuat rangkaian lampu emergency ini, komponen yang dibutuhkan adalah :

C1: 100uf 25 V Electrolytic Capacitor
C2, C3 : 0.01uf 25 V Ceramic Disc Capacitor
C4 : 0.01uf 1 KV Ceramic Disc Capacitor
R1 : 1K ¼ W Resistor
R2 : 2.7K ¼ W Resistor
Q1 : IRF510 MOSFET
U1 : TLC555 Timer IC
T1 : 6V 300 mA Transformer
Dan, Lampu : 4 W Fluorescent Lamp (neon) sebagai penerangannya.

Semua komponen tersebut bisa anda rangkai di papan PCB yang juga bisa anda dapatkan di toko-toko elektronik atau listrik. Dan jangan lupa menambahkan pendingin atau heat sink yang digunakan untuk mendinginkan transistor Q1 agar tidak panas dan cepat rusak. Dalam melakukan proses merangkai lampu emergency ini, hati-hati terhadap kejutan listrik yang terjadi pada lampu neon atau lampu emergency ini. Semoga artikel rangkaian lampu emergency ini bisa memberikan sedikit ilmu dan pengetahuan yang bisa berguna bagi anda.

Rangkaian Resistor

Rangkaian Resistor biasa digunakan untuk mendapatkan tenaga gabungan dari beberapa resistor. Dan ada sekitar 3 jenis rangkaian resistor yang bisa anda gunakan dan temukan disini. Rangkaian resistor seri, paralel dan juga rangkaian resistor gabungan yang menggabungkan rangkaian seri dan paralel pada rangkaian tersebut bisa anda gunakan. Beberapa resistor tersebut akan dirangkai dan dicari hambatan penggantinya.

Gambar Skema Rangkaian Resistor

Rangkaian Resistor Seri

Rangkaian resistor seri biasanya memiliki nilai resistansi yang lebih besar. Pada rangkaian seri tersebut arus yang melewati rangkaian resistor tersebut sama besar nilainya. Pada gambar diatas anda bisa melihat resistor R1, R2, dan R3 yang disusun secara seri atau berurutan dengan mendapatkan besaran arus yang sama. Namun rangkaian R1, R2 dan R3 bisa diganti dengan simbol Rs atau R total. Untuk penghitungan nilai rangkaian resistor seri adalah :

Rs : R1 + R2 + R3 + … + Rn

Untuk nilai n adalah nilai resistor terakhir yang terangkai dalam rangkaian tersebut. Jika menggunakan 7 resistor, maka nilai n mencapai angka 7. Dan untuk mendapatkan nilai Rs, maka anda tinggal menambahkan besaran nilai R1 hingga ke resistor ke 7 atau R7.

Rangkaian Resistor Paralel

Sementara untuk rangkaian resistor yang disusun secara paralel, memiliki nilai yang berkebalikan dengan rangkaian resistor seri. Untuk rangkaian paralel memiliki nilai resistansi yang lebih kecil dibandingkan dengan rangkaian seri. Untuk rangkaian resistor paralel, nilai arus akan terbagi ke masing-masing resistor. Sementara untuk tegangan, di masing-masing resistor akan mendapatkan nilai atau besaran yang sama besar. Pada gambar diatas terlihat resistor R1, R2, dan R3 disusun secara paralel. Ketiga resistor tersebut bisa diganti dengan Rp yang merupakan nilai besaran total. Untuk rumus perhitungannya adalah :

1/Rp : 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + … + 1/Rn

Nilai n adalah jumlah resistor yang digunakan dalam rangakain tersebut. Dan jika semua resistor yang digunakan sama besar, nilai Rp bisa dirubah menjadi R/n. Berikut artikel mengenai rangkaian resistor yang bisa dijadikan pengetahuan untuk anda.

Rangkaian Penghemat Listrik

Rangkaian Penghemat Listrik berfungsi sebagai alat untuk menghemat listrik di rumah anda agar tidak membuat biaya tagihan listrik membengkak. Untuk mendapatkan rangkaian penghemat listrik ini, anda bisa mencarinya di toko-toko listrik yang sudah banyak menjual rangkaian tersebut. Namun sebetulnya anda sendiri juga bisa merangkai dan membuat penghemat listrik versi anda dengan bentuk yang lebih bagus dan menarik. Dan untuk membuat alat penghemat listrik ini, anda tentu harus tahu apa sih fungsi dan cara kerja dari alat penghemat listrik ini.

Kinerja alat penghemat listrik sendiri berupa mengurangi kinerja atau besaran cosinus dari arus listrik AC yang masuk dan terbaca oleh alat pengukur kilometer tersebut. Lebih detailnya sendiri adalah alat pengukur tersebut akan bergerak sesuai dengan besaran tegangan yang diterima. Dan alat penghemat listrik ini akan mengurangi reduksi dari tegangan AC yang masuk atau terbaca hingga serendah-rendahnya. Di dalam alat penghemat listrik ini, dibutuhkan komponen kapasitor dan induktor yang bertugas untuk mengurangi reduksi. Dan untuk membuat alat ini bekerja dengan baik, tempatkan alat tersebut di tempat sebelum jaringan listrik tersebut menyebar ke dalam rumah anda. Namun pastinya langkah ini dilarang oleh PLN.

Gambar Skema Rangkaian Penghemat Listrik

Rangkaian Penghemat Listrik

Untuk membuat PLN tidak melihat dan membaca alat penghemat listrik tersebut, tentu membutuhkan kejelian dan juga meletakkan di posisi yang aman dan tidak terawasi. Pasang pada MCB agar tidak menimbulkan kebakaran saat korsetling listrik terjadi. Dan usahakan kapasitor yang anda gunakan memiliki kualitas yang bagus dan baik. Pasalnya kualitas kapasitor menentukan berhasil tidaknya alat tersebut untuk menghemat listrik. Untuk membuang panas dari kapasitor dengan baik, gunakan box plastik atau cor kapasitor tersebut dengan semen atau bahan gips. Dan letakkan di dekat alat pengukur kilometer agar upaya penghematan semakin sempurna.

Untuk lebih jelasnya, skema pemasangan pada gambar diatas bisa memudahkan anda untuk meletakkan rangkaian penghemat listrik di rumah atau kantor anda. Dan diharapkan pengetahuan mengenai rangkaian penghemat listrik ini bisa dimanfaatkan dengan baik dan tidak merugikan banyak pihak.

Rangkaian Pembagi Tegangan

Rangkaian pembagi tegangan biasanya digunakan untuk membagi tegangan atau mengkonversi dari resistensi menjadi sebuah tegangan. Biasanya fungsi dari pembagi tegangan ini untuk mengubah atau mengkonversikan dari tegangan tegangan yang lebih besar untuk memberi bias kepada komponen yang aktif dalam rangkaian tersebut.

Rangkaian Pembagi Tegangan

Pada gambar Rangkaian Pembagi Tegangan berikut, anda bisa melihat bentuk rangkaian sederhana yang tidak terlalu kompleks. Dari rangkaian di atas, anda bisa melihat bahwa tegangan output yang diberi simbol V0, dan juga arus yang bersimbol I, mengalir ke rangkaian R1 dan R2. Dan hasil di tegangan VI merupakan hasil dari penggabungan atau penjumlahan dari rumus VS dan VO. Untuk rumusnya sendiri adalah :

Vi = Vs + Vo= i * R1 + i * R2

Skema Rangkaian Pembagi Tegangan

Dari rangkaian dan juga penjabaran rumus diatas, bisa ditemukan bahwa tegangan masukan dibagi menjadi 2 bagian. Dan nilai atau besaran masing-masing ditentukan dengan berapa tegangan di resistor yang terdapat dalam rangkaian tersebut. Dari rangkaian dan keterangan diatas, maka dapat ditemukan dan disimpulkan bahwa :

Vo = V1 * ( R2 / R1 + R2 )

Dari rangkaian diatas, anda bisa melihat rangkaian sederhana pembagi tegangan yang menggunakan beban terpasang. Di Rangkaian Pembagi yang terbebani, terdapat beban terpasang yang akan dialirkan sebuah tegangan dari sistem pembagi tersebut. Pada terminal tersebut, io akan diambil arusnya dan akan menghasilkan Vo yang diambil tegangannya. Sementara mengenai hubungan io dan Vo di dalam rumus adalah :

Vo = Vi * ( R2 / R1 + R2 ) – io * (R1 * R2 / R1 + R2 )

Vo = Vo/c – io * RP

Apakah Vo/c tersebut ? Simbol Vo/c ini adalah arus tegangan pada Vo yang tidak terbebani. Dan pada rangkaian pembagi tegangan pada gambar tersebut jika arus R1 adalah i, maka arus di R2 adalah i – io. Pasalnya pada rangkaian arus di R2, arus tegangan sudah terbagi ke arah beban terpasang. Demikianlah sedikit penjelasan mengenai rangkaian beban terpasang yang bisa memberikan sedikit ilmu bagi anda.

Rangkaian Robot Sederhana

Rangkaian robot sederhana saat ini menjadi cukup populer. Dengan pandangan manusia yang ingin menciptakan dunia futuristik dimana semua hal akan dibantu oleh robot, membuat setiap negara berlomba-lomba membuat sebuah robot yang unik dan bisa berfungsi dengan baik. Anda pun bisa membuat sendiri robot dengan menggunakan rangkaian robot sederhana. Ada beberapa macam bentuk dan sistem kerja robot yang bisa anda buat. Mulai dari sistem analog atau manual dengan sistem digital. Bagi anda seorang pemula, tentu rangkaian robot analog bisa menjadi salah satu alat percobaan.

Robot sederhana yang bisa anda buat adalah robot line follower. Robot line follower adalah robot analog yang akan mengikuti garis bantu yang cukup sederhana. Dan untuk mewujudkan robot ini sendiri cukup sederhana dan simpel. Apalagi banyak komponen yang bisa anda temukan di toko-toko elektronik. Apa saja langkah pengerjaan robot ini.

Sensor

Skema Rangkaian Sensor

Sensor berfungsi untuk mengubah variasi seperti suara, mekanik, magnetik, panas menjadi sebuah tegangan atau arus. Di rangkaian robot ini, sensor bertugas sebagai indera seperti halnya manusia. Dan untuk mengikuti garis atau line, sensor yang digunakan adalah lampu LED yang digunakan sebagai transmitter atau pemancar serta Photodiode untuk menerima pesan atau receiver. Hubungan antara LED dan photodiode ini sangat penting untuk kinerja robot.

Processor

Sementara komponen IC LM 339 akan berfungsi sebagai komparator di rangkaian robot ini. Fungsi dari komparator IC LM 339 ini adalah mengubah sinyal yang diterima dari sensor menjadi digital. Sehingga robot bisa memproses arus yang dikirimkan oleh IC LM 339 ini.

Skema Komparator IC LM 339

IC 74LS00

Fungsi dari komponen IC 74LS00 adalah sebagai NAND.

Transistor

Sementara untuk transistor sendiri digunakan sebagai saklar on/off untuk mengatur penggunaan motor pada robot tersebut.

Dinamo

Untuk menggerakan robot, dinamo inilah yang akan bertugas untuk hal tersebut. Anda bisa menggunakan dinamo tamiya atau dinamo lainnya yang bisa ditemukan di toko-toko elektronik. Fungsi dari dinamo dalam logika elektronika adalah mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk menggerakkan robot tersebut.

Rangkaian Robot Sederhana

Setelah mendapatkan semua komponen yang anda butuhkan, rakit sesuai dengan skema gambar berikut. Dan anda tinggal menikmati hasil rangkaian anda. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian robot sederhana, baca juga artikel menarik lainnya seperti Rangkaian Charger Aki dan Rangkaian Amplifier Sederhana.

Rangkaian Charger Aki

Rangkaian charger aki memiliki komponen atau rangkaian yang sederhana dengan biaya atau budget yang relatif lebih terjangkau. Sebenarnya cara kerja charger aki sendiri adalah mengubah arus listrik AC menjadi DC. Dan tegangan tersebut bisa digunakan untuk charger aki tersebut. Anda bisa mencari berbagai sumber atau pembelajaran bagaimana cara untuk membuat rangkaian charger aki sederhana. Apalagi bagi orang awam dan tertarik dengan dunia elektronik, rangkaian ini bisa menjadi salah satu ujicoba yang menarik.

Seperti yang sudah disebutkan tadi bahwa fungsi atau cara kerja charger aki sendiri untuk mengubah arus listrik. Dan tentu saja di dalam komponen dari charger aki ini membutuhkan trafo atau transformator. Fungsi dari trafo atau transformator sendiri adalah untuk menurunkan tegangan arus dari AC ke DC.

Rangkaian Charger Aki

Skema diatas adalah gambar rangkaian charger aki dengan sistem yang cukup sederhana. Di skema tersebut terdapat trafo dan dioda yang memiliki fungsi dan tugasnya sendiri. Dioda digunakan untuk menyearahkan tegangan yang dihasilkan oleh trafo yang bertugas mengubah daya tegangan dari AC ke DC sesuai kebutuhan. Dan biasanya untuk menyesuaikan atau memilih besaran tegangan, terdapat saklar yang digunakan untuk memilih besaran tegangan tersebut.

Skema diatas menggunakan trafo CT 10 A yang memudahkan anda untuk melakukan charger bagi aki sepeda motor dan juga mobil. Sementara jika anda tidak menggunakan trafo CT namun menggunakan trafo non CT, disarankan untuk menggunakan tegangan sekitar 15 volt agar aliran listrik bisa sampai ke aki. Namun tentunya sesuaikan terlebih dahulu jenis aki yang ingin anda isi sebelum membuat rangkaian charger aki ini. Pasalnya prinsip dari proses terjadinya arus listrik atau pengisian ini adalah harus ada perbedaan tegangan listrik diantara keduanya. Dan biasanya charger aki memiliki daya tegangan yang lebih besar di banding aki itu sendiri. Jika besaran aki anda 12 volt sementara charger aki anda memiliki nilai tegangan yang sama, tentu saja proses pengisian tidak akan berhasil.